Langsung ke konten utama

Budaya Membaca (bagian 2) : Help Yourself, Help Others


Mengetahui urgensi membaca kemudian akan memancing kepada dua hal. What to do and how to do it?  Budaya bangsa yang besar ini harus terus dibangun melalui budaya baca. Bagaimana caranya menjadikannya sebagai budaya? Start with yourself, jadikan ini budaya. Bantu dirimu agar dapat membantu orang lain juga. First,you need to identify yourself : What would you love to read? Apakah membaca hal-hal yang kamu sukai bisa membantu kamu mencintai kegiatan yang satu ini?

Setelah itu kamu bias mencoba beberapa tips dibawah untuk memaksimalkan kegiatan seru yang satu ini. Here we go!

  • Buatlah target membaca, seperti target One Month One Book. Buat tabel buku apa yang sudah kamu baca bulan lalu dan apa yang sudah kamu baca bulan ini. Ada baiknya kamu juga menentukan buku apa yang ingin kamu baca bulan depan agar kamu bisa menyesuaikan dengan jadwalmu (Bulan depan uas/ujian blok, ada acara besar di kampus dan kamu coordinator acara, kakak sepupu mau nikah jadinya kamu harus bantu-bantu, bisakah kamu tetap mengalokasikan waktumu menghabiskan Inferno?). Langkah kecil ini bisa berarti banyak dalam meningkatkan produktivitasmu membaca.
  • Do not start or end the day without reading : Sesuaikan jadwal membaca dengan keseharianmu. Kalau kamu bukan tipe morning person, mungkin ada baiknya buatmu membaca di malam hari (Psst! Otak biasanya menyimpan informasi yang ia terima menjelang istirahat, so book is definitely a good choice) karena buku dapat membantumu lebih relaks dan mudah tertidur. But reading book before starting your day is also a brilliant idea! Ini akan membantumu mendapatkan lebih banyak inspirasi dan menyegarkan harimu.
  • Buat waktu minimal membaca buku : Tidak banyaknya kemajuan yang kita lakukan dalam membaca buku terkadang karena kita tidak menargetkan berapa yang harus kita baca setiap harinya. Berapa banyak kemajuan yang kamu peroleh dengan membaca selembar perhari novel setebal 1300 halaman? Mulailah 10 menit setiap harinya untuk membaca (and no phones, text, twitter or anything thorough this time ya!) dan tingkatkan perlahan hingga 30 menit per hari atau sesuai targetmu. Jangan lupa juga mengetahui kecepatan membacamu, akan membantu efisiensi waktu.
  • Bawa buku kemanapun kalian pergi : Siapa yang tau dosen pembimbingmu datang terlambat, teman makanmu masih terjebak macet padahal kamu sudah duduk manis di tempat kalian janjian? Buku bisa menjadi alternative yang tepat untuk mengahbiskan waktu menunggu tanpa membuatmu mati gaya (Psst! and by reading book, none even a second in your life is wasted).
  • Investasikan uang saku 10% per bulan untuk membeli buku yang kalian targetkan! Beberapa dari kita mungkin beralasan tidak memiliki buku untuk dibaca (But hey! You know the nearest library and have friends who love to read, no?) atau mungkin bagi kalian pengguna gadget-gadget keren, e-book bisa dijadikan solusi. Ada beberapa link yang menyediakan e-book free!

Pada akhirnya komitmen kalian untuk mengaplikasikan yang akan menghasilkan keberhasilan. Setelah berhasil, tidak ada salahnya menyarankan teman terdekat dan keluarga untuk juga melakukan hal yang sama. So are you ready to help yourself and help others? ;)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku - H. Agus Salim

Resensi Buku Judul                     : Agus Salim - Diplomat Jenaka Penopang Republik Penulis                 : Tim Tempo Penerbit              : Tempo KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) Lebar                     : 16x23cm Jumlah hal.         : +178 halaman                 Buku ini adalah salah satu dari sekian seri buku Tempo Bapak bangsa yang diterbitkan dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini oleh pihak Tempo. Buku ini diharapkan dapat membangkitkan kembali rasa kecintaan kaum muda kepada para bapak ban...

The six months update (kind of)

Hi there,  It’s your R1-going-on-R2 here. HAHAHA. Dang.  I was looking at my phone wallpaper today, of Janik Sinner smiling from ear to ear, lifting the Australian Open trophy. The joy in his face was so pure, the excitement like he never imagined he would win a Grand Slam. Before it hit me, it was only six months ago. Yet, January and the beginning of this journey seem very distant. It feels like I have been here for at least a year and a half, yet the novelty and adapting keep happening. So, when the newest batch was getting welcomed, I couldn't help but think to myself, 'Really? That fast?' You see, the residency system relies on the continuity of knowledge passed through independent study, bedside teaching with attendings, and from senior residents to us, the juniors. But in all honesty, though the last six months have been packed for me (and except for the wittiness, the athletics, and the know-how), I am not sure I have enough clinical knowledge to pass on to these 1...

Setelah koas - Sepenggal 15210

Tuhan selalu memberikan jawabannya dengan cara yang terbaik : Masih keinget banget rasanya deg-degan sebelum pengumuman grup koas, men katanya grup koas ini jauh lebih menentukan dibanding urutan stasemu atau apapun karna kamu bakalan ngehabisin ratusan harimu bareng orang-orang itu aja dan sekalinya kamu dapat yang ga klop : Welcome to the T-rex jungle. Koas berasa ada di tengah hutan yang ga bisa di waze/google map, ga ada makanan, ga ada wifi dan ada T-rexnya : Jadi se-ga banget itu. Saat hari-H tau temen-temen grup koas yang kepikiran langsung "Oh oke ga ada yang ga banget sih. Beberapa ga kenal tapi kayaknya lumayan aja" 12 belas orang yang keliatannya normal dan baik-baik saja ini. Waktu itu belum ngerti kalo mereka  cuma keliatannya  demikian. Your "Dek Koas" for the next 21 months, yeay! Foto diatas diambil setelah pembekalan hari terakhir di RSUP Sardjito a.k.a masih jaim dan belum terpapar kehidupan koas yang....ugh. Gitulah....