Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2015

Budaya : Baku Bantu

Titik berbahaya dari runitinas yang mudah luput adalah, ia dapat membuat kecantikan alami hal-hal disekitar kita tersamarkan. Kita terlalu sibuk dalam rutinitas sehingga melupakan gambaran besar lingkungan kita. Contoh nyatanya adalah budaya Baku bantu ini, sesuatu yang dalam waktu cukup lama tersamarkan dari mata karena rutinitas. Baku bantu dapat diartikan secara mudah menjadi “saling bantu” dalam bahasa Indonesia. Sebagai orang maluku, baku bantu jelas bukan hal baru dalam keseharian. Sealami makan sagu, baku bantu juga merupakan produk budaya, kebiasaan, kearifan lokal. Baku bantu adalah sesuatu yang sekental dan se-biasa papeda bagi orang maluku. Baku bantu adalah bentuk tenggang rasa yang diwujudnyatakan dalam perbuatan. Baku bantu dalam pelaksanaannya biasa dilakukan ketika seseorang akan melakukan hajatan (sunatan, pernikahan, upacara kematian) dan dalam baku bantu, bantuan akan diberikan baik berupa materi, tenaga bahkan waktu.  Baku bantu adalah budaya yang merangkul

Confidence : A word that defines things

Ada banyak hal yang menjadi renungan selama menempuh perjalanan di Rumania, sedikit ini dan itu. Tapi ada satu topik yang begitu menganggu sehingga rasanya ini menjadi penting untuk dituliskan. Ini adalah tentang kepercayaan diri. Beberapa waktu sebelum exchange saya sempat menyelesaikan membaca Lean In , sebuah buku bagus mengenai pandangan perempuan modern akan perannya (dan meskipun tidak 100% aplikatif) dalam dunia hari ini. Ada satu bab menarik yang membicarakan mengenai kepercayaan diri perempuan dan laki-laki. Dalam bab tersebut, Sheryl 1 menjelaskan bagaimana dia dan saudara laki-lakinya mengikuti ujian yang sama mengenai sejarah eropa dan dengan persiapan yang matang sekalipun Sheryl tetap tidak percaya diri (PD) akan hasil ujiannya. Saudara laki-lakinya disisi lain yang belajar lebih sedikit jauh lebih PD dan hasil akhirnya? Mereka berdua sama-sama mendapatkan A. Poinnya, Sheryl telah meragukan dirinya sendiri walaupun pada kenyataannya dia lebih dari sekedar mampu.