Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2016

Merayakan Kartini

Hai! Selamat merayakan hari kartini bagi yang merayakan! Bagi yang merayakan? Iya. Dari tahun ke tahun rasanya trend kita masih saja sama, merayakan kartini untuk debat panjang tak bersolusi. Kebanyakan mengenai posisi wanita Indonesia, bolehkah seorang wanita berkarir ataukah dia harus sepenuhnya mengurusi keluarganya? Padahal Kartini hanyalah simbol mengenai bagaimana perempuan seharusnya berpendidikan. Lalu kenapa terhadap simbol saja kita masih berdebat? Masih ada Sarinah dan Dewi Sartika, try to read about them it you are free. Anyway, this very special post is dedicated to : Ibu Siti Fadilah Supari yang bukunya baru setengah terbaca tapi sudah membuka mata, bahwa akan terus ada yang kita perjuangkan. Perjuangan panjang entah di tingkat individu, nasional maupun internasional mengenai dunia kesehatan Indonesia. “Indonesia adalah negeri budak. Budak diantara bangsa dan budak bagi bangsa-bangsa lain.” – Pramoedya Ananta Toer  (Jalan Raya Pos, Jalan Daendels).

Tentang mimpi

Setelah 22 tahun hidup, pada akhirnya ada banyak mimpi yang bergelayut disana. Ada yang tergerus waktu lalu terlupa, ada yang telah tercapai meski tak pernah selesai, ada pula yang berganti haluan membentuk mimpi baru yang selanjutnya. Tapi bermimpi kan boleh saja, ia diberi tenggat waktu agar kau tahu kapan harus mencapainya.  Bermimpi tak pula sekedar yang biasa saja,  mimpi haruslah membuatmu bergetar. Bergetar ketika membayangkan kau mendapatkannya, bergetar ketika kau mencanangkannya, bergetar ketika kau menyebutnya dalam do’a, memperkenalkannya pada Sang Pemilik Segala. Bergetar hingga engkau tak tenang dalam sabarmu, untuk mengusahakannya ketika kau beranjak bangun esok hari. Karena banyak dari kita yang terlena dengan rutinitas sehingga lupa bahwa hanya diatas mimpi hidup bisa kita ikhtiarkan perubahannya menjadi lebih baik.  Dan karena mimpimu harusnya tak hanya tentangmu saja, tapi juga tentang sesama diluar sana. 13 April 2016, Yogyakarta Diantara