Langsung ke konten utama

Tentang mimpi

Setelah 22 tahun hidup, pada akhirnya ada banyak mimpi yang bergelayut disana. Ada yang tergerus waktu lalu terlupa, ada yang telah tercapai meski tak pernah selesai, ada pula yang berganti haluan membentuk mimpi baru yang selanjutnya.

Tapi bermimpi kan boleh saja, ia diberi tenggat waktu agar kau tahu kapan harus mencapainya. Bermimpi tak pula sekedar yang biasa saja, mimpi haruslah membuatmu bergetar. Bergetar ketika membayangkan kau mendapatkannya, bergetar ketika kau mencanangkannya, bergetar ketika kau menyebutnya dalam do’a, memperkenalkannya pada Sang Pemilik Segala.

Bergetar hingga engkau tak tenang dalam sabarmu, untuk mengusahakannya ketika kau beranjak bangun esok hari.

Karena banyak dari kita yang terlena dengan rutinitas sehingga lupa bahwa hanya diatas mimpi hidup bisa kita ikhtiarkan perubahannya menjadi lebih baik. 

Dan karena mimpimu harusnya tak hanya tentangmu saja, tapi juga tentang sesama diluar sana.


13 April 2016, Yogyakarta

Diantara hujan yang mengingatkan akan keikhlasan mengusahakan mimpi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku - H. Agus Salim

Resensi Buku Judul                     : Agus Salim - Diplomat Jenaka Penopang Republik Penulis                 : Tim Tempo Penerbit              : Tempo KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) Lebar                     : 16x23cm Jumlah hal.         : +178 halaman                 Buku ini adalah salah satu dari sekian seri buku Tempo Bapak bangsa yang diterbitkan dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini oleh pihak Tempo. Buku ini diharapkan dapat membangkitkan kembali rasa kecintaan kaum muda kepada para bapak ban...

The six months update (kind of)

Hi there,  It’s your R1-going-on-R2 here. HAHAHA. Dang.  I was looking at my phone wallpaper today, of Janik Sinner smiling from ear to ear, lifting the Australian Open trophy. The joy in his face was so pure, the excitement like he never imagined he would win a Grand Slam. Before it hit me, it was only six months ago. Yet, January and the beginning of this journey seem very distant. It feels like I have been here for at least a year and a half, yet the novelty and adapting keep happening. So, when the newest batch was getting welcomed, I couldn't help but think to myself, 'Really? That fast?' You see, the residency system relies on the continuity of knowledge passed through independent study, bedside teaching with attendings, and from senior residents to us, the juniors. But in all honesty, though the last six months have been packed for me (and except for the wittiness, the athletics, and the know-how), I am not sure I have enough clinical knowledge to pass on to these 1...

Setelah koas - Sepenggal 15210

Tuhan selalu memberikan jawabannya dengan cara yang terbaik : Masih keinget banget rasanya deg-degan sebelum pengumuman grup koas, men katanya grup koas ini jauh lebih menentukan dibanding urutan stasemu atau apapun karna kamu bakalan ngehabisin ratusan harimu bareng orang-orang itu aja dan sekalinya kamu dapat yang ga klop : Welcome to the T-rex jungle. Koas berasa ada di tengah hutan yang ga bisa di waze/google map, ga ada makanan, ga ada wifi dan ada T-rexnya : Jadi se-ga banget itu. Saat hari-H tau temen-temen grup koas yang kepikiran langsung "Oh oke ga ada yang ga banget sih. Beberapa ga kenal tapi kayaknya lumayan aja" 12 belas orang yang keliatannya normal dan baik-baik saja ini. Waktu itu belum ngerti kalo mereka  cuma keliatannya  demikian. Your "Dek Koas" for the next 21 months, yeay! Foto diatas diambil setelah pembekalan hari terakhir di RSUP Sardjito a.k.a masih jaim dan belum terpapar kehidupan koas yang....ugh. Gitulah....