Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2017

Carik kopi senja (1)

Thalia meluruskan kakinya dan membiarkan napasnya memburu. Ia berselonjor dibatas trotoar barat sambil melihat orang-orang yang berlalu lalang : Pasangan yang lari bersama, pria muda yang lari sendirian, anak SMA yang asik berfoto. Ia sudah selesai dengan rutinitas joggingnya sore ini di lapangan salah satu universitas terkenal di Yogyakarta yang memang biasanya dijadikan tempat masyarakat melakukan aktivitas diluar ruangan meskipun sebenarnya yang ia maksud dengan masyarakat lebih tepat disebut anak muda. Rutinitas ini sudah ia jalani sejak dua bulan lalu, “biar bajunya muat” begitu yang kerap ia ucapkan kepada Ninda temannya yang kebingungan kenapa dara ini tiba-tiba kepincut olahraga. Thalia merogoh sakunya, mengeluarkan handphone dan memencet tombol unlock. Tidak ada pesan masuk. Pukul 17.23. Ia memejamkan mata. Menyalakan lagi handphonenya dan membuka aplikasi pesan, mengecek apakah Raka mungkin menghubunginya. Raka Mahesa, tunangannya. Lulusan universitas yang sama denganny

Setelah koas - Sepenggal 15210

Tuhan selalu memberikan jawabannya dengan cara yang terbaik : Masih keinget banget rasanya deg-degan sebelum pengumuman grup koas, men katanya grup koas ini jauh lebih menentukan dibanding urutan stasemu atau apapun karna kamu bakalan ngehabisin ratusan harimu bareng orang-orang itu aja dan sekalinya kamu dapat yang ga klop : Welcome to the T-rex jungle. Koas berasa ada di tengah hutan yang ga bisa di waze/google map, ga ada makanan, ga ada wifi dan ada T-rexnya : Jadi se-ga banget itu. Saat hari-H tau temen-temen grup koas yang kepikiran langsung "Oh oke ga ada yang ga banget sih. Beberapa ga kenal tapi kayaknya lumayan aja" 12 belas orang yang keliatannya normal dan baik-baik saja ini. Waktu itu belum ngerti kalo mereka  cuma keliatannya  demikian. Your "Dek Koas" for the next 21 months, yeay! Foto diatas diambil setelah pembekalan hari terakhir di RSUP Sardjito a.k.a masih jaim dan belum terpapar kehidupan koas yang....ugh. Gitulah.

If the Makmak China can, so do I

This observation started as early as I was in Romania two years ago for my medical school exchange program. At that time I wasn’t really thinking about it because I was too busy enjoying myself but this time as I travelled to spend some times before my paper presentation in Berlin I found something quite interesting that later become a motto for me : If the Makmak china can, then so do I. Disclaimer : I have lots of Chinese bestfriends and I love em, so this is not a racial post - I swear. I was at the famous Gare du Nord - Paris, half confused with the French language being spoken by so many people around me with the omg-that's-so-fast-are-you-guys-gurgling kind of speed and overwhelmed by the weight of my luggage (It was definitely over 25kg so, yeah sorry poor back and hands) when I saw this bunch of middle age Makmak China. I mean, why did I just realizing it now that everywhere I travel to there is always bunch of them, here there everywhere? They were busy wit