Judul :
Indonesia Mengajar
Penulis :
Tim Pengajar Muda
Penerbit :
Bentang
Lebar :
20,5x13cm
Buku
ini pertama kali diterbitkan pada November 2011 dan hingga kini telah melampaui
angka delapan kali cetak ulangnya. Apa yang begitu menarik dari buku ini?
Bahkan, apa pula itu Indonesia Mengajar? Ini adalah karya nyata para muda
Indonesia yang telah memberikan kontribusinya kepada bangsa lebih dari sekedar
wacana. Para fresh graduate yang rela
meninggalkan kenyamanan kota demi pengabdian yang tak ada balasannya. Indonesia
mengajar sendiri adalah sebuah gerakan yang diinisiasi oleh pak Anies Baswedan
(Rektor Universitas Paramadina) dengan konsep melibatkan anak-anak muda untuk
bergerak memperbaiki wajah pendidikan negeri ini.
Kegiatan
yang pertama kali dilakukan pada tahun 2010 ini (Indonesia mengajar angkatan
pertama) ternyata mendapat respon yang luar biasa. Agaknya tidak berlebihan
juga dikatakan bahwa masih banyak generasi muda yang peduli dengan bangsanya, yang
ingin berkontribusi walaupun bukan demi jabatan, popularitas maupun harta.
Adalah 11.107 orang calon pengajar muda dari 170 yang kemudian terpilih dan 51
yang akhirnya dikirimkan sebagai 'kiriman pertama', yang semua dari mereka bisa
kita sebut "berbeda" karena ketika para temannya sesama fresh graduate saling berburu membangun
karir, mereka justru melepas setahunnya yang berharga secara cuma-cuma,
menderita mungkin iya.
Buku
ini ditulis dari tempat-tempat terindah di pelosok nusantara, di Halmahera, Bangka
Belitung, Majene dan masih banyak lagi.
Ia terbagi menjadi beberapa topik yang tiap - tiap judul cerita dalam topiknya
tidak berurutan satu sama lain. Isi buku menceritakan mulai dari keunikan (dan
arti yang baik!) para anak didik mereka; tentang Rizki dari Tamaluppu seorang murid
kelas tiga yang hampir empat bulan tidak bersekolah tetapi bisa menjawab pertanyaan
matematika untuk kelas 4 dan 6, tentang Adam murid cerdas yang baru kelas 5 dan
keluarganya sudah harus merantau ke Bengkalis menjadi tukang batu disana.
Tentang setiap murid - murid istimewa yang mereka punya.
Ada
lagi cerita mengenai bagaimana kesyukuran dalam diri para pengajar muda yang
muncul karena kondisi yang mereka rasakan selama ditempatkan untuk mengajar,
mulai dari desa yang sulit ditempuh, bahan pakan yang sulit didapat sampai
listrik yang hanya menyala selama 4,5 jam setiap harinya sehingga setiap malam
mereka harus tidur menggunakan obor atau bahkan gelap sama sekali. Sehingga
ilmu ketulusan dan syukur pun kemudian menjalari hati-hati muda itu.
"Mendidik
adalah tugas konstitusional negara, tetapi sesungguhnya mendidik adalah tugas
moral tiap orang terdidik" Begitulah kata-kata yang diucapkan pak Anies
Baswedan dalam prolog buku ini, bahwa sesungguhnya dengan setiap kemewahan yang
dapat kita rasakan sebagai mahasiswa ada tanggung jawab besar dipundak kita
untuk turut mencerdaskan bangsa, mendidik atau dapat lah kita katakan menyiram
tunas-tunas muda bangsa agar ia tumbuh mekar, menghasilkan bunga yang semerbak
wanginya, yang akan mengharumkan nusantara dikancah dunia.
"Setahun Mengabdi, Seumur Hidup
Menginspirasi"
(NB : Buku ini juga berisi profil Indonesia
mengajar, peta penempatan pengajar muda, profil pengajar muda serta lagu dan
foto-foto bersama anak didik mereka)
Komentar
Posting Komentar