Langsung ke konten utama

Alur pemilihan casekjenter, perang dan penyatuan ide. Sudahkah kita lakukan?


            Pertengahan bulan februari 2014 kemaren dapat dikatakan sebagai salah satu momen paling penting bagi segenap mahasiswa kedokteran Indonesia. Apalagi jikalau bukan pelaksanaan Indonesian Medical Student Summit (IMSS) yang kedua di Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), Medan. Salah satu rangkaian acara yang menjadi perhatian banyak pihak termasuk non-delegasi adalah proses pemilihan sekretaris jenderal ISMKI untuk periode kepengurusan 2015-2016.

            Memilih pemimpin,  begitu kurang lebih inti dari proses yang bahkan telah dipersiapkan sejak beberapa bulan oleh panitia khusus-KPU (Komisi Pemilihan Umum) ini. Memilih pemimpin yang sebenarnya dilakukan setiap tahun ini adalah sebuah langkah penting yang akan menentukan masa depan ISMKI ke depannya lebih dari sekedar acara seremonial. Lalu, sudahkah acara ini mencapai esensinya dalam menentukan pemimpin yang kita butuhkan? Mari dimulai dengan sedikit cerita.

            Acara ini mengambil waktu pada hari ketiga pelaksanaan acara tepatnya setelah pembahasan lpj dan ad/art ini berlangsung setelah Ishoma malam. Pertama - tama seluruh calon dipanggil dan putusan KPU mengenai peraturan pemilihan, legalisasi berkas dan hal terkait serta identitas calon sekjen terpilih dibacakan. Setelah itu kesempatan langsung diberikan kepada Casekjenter nomor satu yakni Poundra Adhiyasa Pratama atau yang akrab disapa Kang Pondra, calon asal universitas Padjajaran Bandung dari angkatan 2009.

            Setelah membagikan buku kecil berisikan visi misinya, Kang pondra langsung menyampaikan isi kampanyenya. Konsep Kang pondra yang dinamakan #SabangMerauke ini mengangkat point pentingnya partisipasi setiap institusi dari sabang sampai merauke dalam mewujudkan ISMKI yang lebih baik. Ide-ide yang ingin beliau tanamkan mulai diajukan kepada forum selama 10 menit, setelah itu berbagai tanya jawab kemudian diajukan. Sesi inipun berjalan lancar dengan sebagian besar menanyakan mengenai kesiapan beliau menjadi Sekjen nanti ketika beliau telah akan dilantik menjadi dokter sekaligus anggota IDI.

            Calon Sekretaris Jenderal kedua, Gandar Kusuma atau yang biasa dikenal dengan nama Bang Gandar dari Universitas Bengkulu pun memulai kampanye beliau setelah Kang Poundra dipersilahkan keluar dan Bang Gandar selesai membagikan selebaran konsep beliau yang diberi nama #propaGandar. Ide - ide Bang Gandar mengenai pengembalian fungsi ISMKI yang juga berlangsung selama 10menit ini meskipun dapat dikatakan tidak membawa banyak inovasi baru pun, tetap sangat menarik bagi forum ketika sesi tanya jawab dimulai. Sesi ini menitikberatkan pada visi Bang Gandar terkait fungsi Advokasi ISMKI yang memang dijadikan andalan.

            Yang terakhir adalah Ignatius Ivan Putrantyo atau yang akrab disapa Mas Ivan calon dari Universitas Gadjah Mada angkatan 2010 memulai pemaparan visi misi beliau mengenai ISMKI kedepannya dengan beberapa inovasi terutama dibidang ICT dan Danus. Ketika sesi tanya jawab dimulai keadaan menjadi sedikit memanas karena ide mengenai ekspansi CIMSA dibawah kendali ISMKI dan ide untuk menjadikan CIMSA sebagai bagian dari badan kelengkapan ISMKI yang hanya memiliki tanggung jawab untuk mempertanggung jawabkan kinerja mereka dalam Munas dianggap masih mengawang oleh beberapa peserta forum.

            Setelah 15 menit sesi tanya jawab yang cukup "panas" ini sampai lah pada sesi pemungutan suara. Forum pada awalnya meminta waktu kepada KPU agar bisa dilakukan penyamaan pendapat diantara institusi yang oleh pihak KPU ditolak. Setelah debat yang agak alot akhirnya KPU memutuskan untuk memberikan alokasi waktu 2X10 menit. Waktu ini kemudian rencananya digunakan untuk bermusyawarah walaupun pada praktiknya tidaklah demikian. Proses pemungutan suara pun berlangsung pada penghujung waktu yang telah dialokasikan tersebut, dengan pemanggilan masing-masing institusi yang hadir mulai dari wilayah 1 sampai wilayah 4 sampai penghabisan.

            Proses pemungutan suara yang berlangsung sekitar 30menit itupun selesai, dengan hasil ke-46 kertas suara yang langsung dihitung didepan forum dan ketiga Casekjenter. Hasil akhir yang seperti sudah kita ketahui yakni calon urut 1 dengan total 23 suara, urut 2 dengan 18 suara, urut 3 dengan 3 suara dan terdapat 2 suara yang tidak sah.

            Dari serangkaian acara yang amat menarik diatas, patutlah sebenarnya kita menarik pertanyaan "Apa tipe pemimpin yang kita inginkan? Ingin kita bawa kemana ISMKI ini ke depannya?" dari apa yang terpantau, terlihatlah adalah seorang pemimpin visoner yang bisa memecah visi-visinya dalam bentuk tindakan-tindakan kecil yang nyata pada ISMKI yang menjadi kerinduan dalam arus pergerakaan mahasiswa kedokteran kini. Seorang pemimpin yang meniupkan udara perubahan yang menyegarkan dan mampu merangkul semua elemen, yang oleh institusi dipercaya memegang amanah, menentukan arah pergerakan ISMKI setahun kedepannya, dan semoga Kang Poundra bisa menjawab tantangan baru ini pada periode kepengurusan beliau nantinya. Karena kita tetap akan berlayar dengan kapal yang sama hanya mungkin berbeda nahkoda dan arah anginnya.

            Terlepas dari pertanyaan mengenai tipe pemimpin yang kita inginkan diatas yang telah kita dapatkan jawabannya, timbul pula evaluasi yang lain yang jauh lebih penting dan menarik atas rangkaian acara tahunan, yang dapat dikatakan sebagai puncak demokrasi institusi kedokderan di seluruh Indonesia ini. Adalah sebuah pertanyaan sederhana "Sudahkah kita mencapai puncak 'peperangan' ide itu? Ataukah ini hanya lagi-lagi suatu formalitas?" Tanyakan, dan berhentilah membenarkan kebiasaan wahai para pemikir bangsa.

"Idealisme adalah kemewahan terakhir yang hanya dimiliki oleh pemuda" - Tan Malaka

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku - H. Agus Salim

Resensi Buku Judul                     : Agus Salim - Diplomat Jenaka Penopang Republik Penulis                 : Tim Tempo Penerbit              : Tempo KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) Lebar                     : 16x23cm Jumlah hal.         : +178 halaman                 Buku ini adalah salah satu dari sekian seri buku Tempo Bapak bangsa yang diterbitkan dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini oleh pihak Tempo. Buku ini diharapkan dapat membangkitkan kembali rasa kecintaan kaum muda kepada para bapak ban...

The six months update (kind of)

Hi there,  It’s your R1-going-on-R2 here. HAHAHA. Dang.  I was looking at my phone wallpaper today, of Janik Sinner smiling from ear to ear, lifting the Australian Open trophy. The joy in his face was so pure, the excitement like he never imagined he would win a Grand Slam. Before it hit me, it was only six months ago. Yet, January and the beginning of this journey seem very distant. It feels like I have been here for at least a year and a half, yet the novelty and adapting keep happening. So, when the newest batch was getting welcomed, I couldn't help but think to myself, 'Really? That fast?' You see, the residency system relies on the continuity of knowledge passed through independent study, bedside teaching with attendings, and from senior residents to us, the juniors. But in all honesty, though the last six months have been packed for me (and except for the wittiness, the athletics, and the know-how), I am not sure I have enough clinical knowledge to pass on to these 1...

Setelah koas - Sepenggal 15210

Tuhan selalu memberikan jawabannya dengan cara yang terbaik : Masih keinget banget rasanya deg-degan sebelum pengumuman grup koas, men katanya grup koas ini jauh lebih menentukan dibanding urutan stasemu atau apapun karna kamu bakalan ngehabisin ratusan harimu bareng orang-orang itu aja dan sekalinya kamu dapat yang ga klop : Welcome to the T-rex jungle. Koas berasa ada di tengah hutan yang ga bisa di waze/google map, ga ada makanan, ga ada wifi dan ada T-rexnya : Jadi se-ga banget itu. Saat hari-H tau temen-temen grup koas yang kepikiran langsung "Oh oke ga ada yang ga banget sih. Beberapa ga kenal tapi kayaknya lumayan aja" 12 belas orang yang keliatannya normal dan baik-baik saja ini. Waktu itu belum ngerti kalo mereka  cuma keliatannya  demikian. Your "Dek Koas" for the next 21 months, yeay! Foto diatas diambil setelah pembekalan hari terakhir di RSUP Sardjito a.k.a masih jaim dan belum terpapar kehidupan koas yang....ugh. Gitulah....