Langsung ke konten utama

Artjog : Alternatif pilihan liburan a’la kota seni Yogyakarta



Sedang berlibur di Jogja dan bingung dengan alternatif tempat liburan? Mungkin mengunjungi Artjog bisa menjadi salah satu pilihan baru liburan anda. ArtJog, adalah bursa kesenian yang diadakan setiap  tahunnya di Yogyakarta. Tahun ini Artjog yang diadakan dari tanggal 7-22 Juni (lalu diperpanjang hingga 29 Juni!) mengambil tempat di Taman Budaya Yogyakarta (TBY), Jalan Sriwedani 1 (di daerah malioboro). Art Jog tahun ini, tanpa menyia-nyiakan momentum tahun politik mengangkat tema Legacies of Power mencoba menceritakan persoalan demokrasi dengan caranya yang unik. Sejarah peralihan kekuasaan baik melalui konfrontasi fisik, adu diplomasi yang telah lama terjadi di negeri ini.

Secara general Artjog tidak hanya bercerita tentang masa peralihan besar yang kita alami 1998 namun juga sejak jaman belanda dan sejarah Indonesia pada umumnya termasuk mengenai G30S PKI di tahun 1965. Kegiatan ini berhasil diselenggarakan dibawah panitia dari Heri Pemad Art Foundation dengan melibatkan 103 seniman dan memamerkan 150 karya seni para seniman mulai dari Yogyakarta, Surabaya, Bali, Jakarta hingga Belanda dan Jepang.

Artjog adalah salah satu ajang karya bagi para seniman kontemporari muda Indonesia yang menampilkan karya-karya menakjubkan dari berbagai bentuk seni lukis. Untuk persiapannya sendiri memakan waktu beberapa bulan menurut panitia dengan tambahan waktu dua minggu untuk pembuatan instalasinya. Rata-rata pengunjung adalah anak muda, yang biasanya datang beramai-ramai entah untuk menikmati seni, menikmati waktu, menikmati kebersamaan atau hanya menikmati rasa nyaman tidak merasa missing out.

But art is always mesmerizing. Selama disini pengunjung akan diajak mengerti dan memahami sejarah bangsa dengan cara yang tidak biasa. Meskipun diakui ada saja pengunjung lain yang hanya datang untuk berfoto dan membuktikan eksistensi, still it is okay karena diantara sekian banyak karya to take a selfie with pasti lah ada satu yang menarik perhatian mereka untuk dipahami artinya dan bahkan ketika hanya ada satu yang mereka baca dan coba pahami itu tetaplah hal baik karena proses memperkenalkan generasi muda Indonesia terhadap karya seni -hal yang sebelumnya masih begitu asing- telah mengalami suatu kemajuan walaupun mungkin akan memakan waktu. Setidaknya kehadiran Artjog ini telah menyediakan ruang dan sarana bagi mereka untuk belajar dan mengapresiasi seni.

And among all of those fascinating, beautiful artwork, here are some of my favorites :

·         Angkipu’s Legacy
Jenis                : Scanography print on transparent acrylic
Deskripsi        : Menceritakan tentang bagaimana politik Indonesia yang melupakan sejarah dan warisannya, menghasilkan ego yang egois dan kasar. Sebagai generasi yang berevolusi dengan susah payah dalam kehidupan politik Indonesia saya tidak punya warisan apa-apa tentangnya. Yang saya miliki adalah benda-benda yang mungkin mampu membantu melihat masa lalu dan masa depan.

·         The Dynasty Chairs
Jenis                : Acrylic On canvas
Deskripsi        : Menceritakan Jejak nyata dari kekuasaan dinasti di negara demokrasi adalah kekuasaannya prakik korupsi, kolusi dan ketidakadilan. Kekuasaan yang duduk di atas kursi-kursi dinasti menghasilkan generasi yang tidak kreatif, tendensius dan hanya menjalankan system lama untuk ‘mengamankan’ diri sendiri, begitu seterusnya ketika muncul generasi baru lagi. Bagi wilayah yang multi-culture kursi dinasti adalah sampah peradaban yang semestinya sudah lama dibuang.

Azhar Horo (The Dynasty Chairs)


·         Go to Hell Crocodile
Jenis                : Oil on canvas
Deskripsi    : Revolusi kemerdekaan Indonesia ditebus dengan nyawa. Kini 69 tahun sudah umur kemeredekaan Indonesia, tapi 49 tahun terakhir tercabik-cabik oleh kapitalis asing yang telah mencengkeram dan menjarah kekayaan tanah air Indonesia hingga ke akarnya. Wahai penerus bangsa, kembalikan martabat bangsa dan daulat negara dan hentikan penjajahan dan kapitalisme asing.

Djoko Pekik (Go To Hell Crocodile)


For more information, go check : http://artfairjogja.com/web/?page_id=119

Penulis sendiri sangat menikmati Artjog ini bukan karena bisa selfie tapi karena secara menakjubkan (dan agak magic) karya-karya yang ditampilkan sangat menarik, misterius dan memberikan kepuasan untuk bisa diartikan dengan perspektif pribadi sekalipun telah ada penjelasannya. Lukisan-lukisan dan karya seni itu seolah-olah berbicara menyampaikan rahasia dari goresan-goresannya hingga yang terpojok. Mengajak dan meningatkan mengenai betapa indahnya, menariknya hidup. Hidup yang dinamikanya takkan pernah habis-habisnya dibicarakan. Nah. That's from me to all of you, have a good holiday :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku - H. Agus Salim

Resensi Buku Judul                     : Agus Salim - Diplomat Jenaka Penopang Republik Penulis                 : Tim Tempo Penerbit              : Tempo KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) Lebar                     : 16x23cm Jumlah hal.         : +178 halaman                 Buku ini adalah salah satu dari sekian seri buku Tempo Bapak bangsa yang diterbitkan dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini oleh pihak Tempo. Buku ini diharapkan dapat membangkitkan kembali rasa kecintaan kaum muda kepada para bapak ban...

The six months update (kind of)

Hi there,  It’s your R1-going-on-R2 here. HAHAHA. Dang.  I was looking at my phone wallpaper today, of Janik Sinner smiling from ear to ear, lifting the Australian Open trophy. The joy in his face was so pure, the excitement like he never imagined he would win a Grand Slam. Before it hit me, it was only six months ago. Yet, January and the beginning of this journey seem very distant. It feels like I have been here for at least a year and a half, yet the novelty and adapting keep happening. So, when the newest batch was getting welcomed, I couldn't help but think to myself, 'Really? That fast?' You see, the residency system relies on the continuity of knowledge passed through independent study, bedside teaching with attendings, and from senior residents to us, the juniors. But in all honesty, though the last six months have been packed for me (and except for the wittiness, the athletics, and the know-how), I am not sure I have enough clinical knowledge to pass on to these 1...

Setelah koas - Sepenggal 15210

Tuhan selalu memberikan jawabannya dengan cara yang terbaik : Masih keinget banget rasanya deg-degan sebelum pengumuman grup koas, men katanya grup koas ini jauh lebih menentukan dibanding urutan stasemu atau apapun karna kamu bakalan ngehabisin ratusan harimu bareng orang-orang itu aja dan sekalinya kamu dapat yang ga klop : Welcome to the T-rex jungle. Koas berasa ada di tengah hutan yang ga bisa di waze/google map, ga ada makanan, ga ada wifi dan ada T-rexnya : Jadi se-ga banget itu. Saat hari-H tau temen-temen grup koas yang kepikiran langsung "Oh oke ga ada yang ga banget sih. Beberapa ga kenal tapi kayaknya lumayan aja" 12 belas orang yang keliatannya normal dan baik-baik saja ini. Waktu itu belum ngerti kalo mereka  cuma keliatannya  demikian. Your "Dek Koas" for the next 21 months, yeay! Foto diatas diambil setelah pembekalan hari terakhir di RSUP Sardjito a.k.a masih jaim dan belum terpapar kehidupan koas yang....ugh. Gitulah....