Langsung ke konten utama

Membuat SOP Kastrat Institusi ; Urgensi



            Kastrat sebagai think tank atau dapur perjuangan organisasi adalah yang bertugas memikirkan dan memilah mana saja isu yang akan dibawa dan seperti apa gambaran pergerakan organisasi terkait. Oleh karena itu demi memastikan bahwa arah pergerakan organisasi jelas dan terfokus, sesuai dengan cara kerja profesional yang telah akrab dengan ranah kerja kita (dokter yang memiliki guideline), untuk memastikan keterjaminan kualitas pelaksanaan suatu prosedur maka dibuatlah Standard Operational Procedure (SOP). Hal yang sama ingin kami lakukan terhadap keterjaminan kualitas pelaksanaan kerja kastrat institusi.

            Dengan bertambahnya jumlah institusi yang memiliki fakultas kedokteran didalamnya maupun perkembangan dari masing-masing fakultas kedokteran yang telah ada tentu saja juga menghadirkan berbagai masalah baru yang harus dihadapi. Kondisi demikian memerlukan kastrat sebagai  salah satu ujung tombak pergerakan. Kehadiran kastrat ini seharusnya menjadi hal yang positif dan progresif dalam memperjuangkan nilai-nilai dan memperbarui serta memperbaiki kualitas atmosfir pendidikan yang ada.

            Dalam perjalanannya ada banyak hal yang ditemui kastrat sebagai suatu hambatan yakni terbatasnya arahan/guideline tentang apa yang harus dilakukan selama proses pengkajian. Standar Operational Procedure atau SOP kastrat Institusi wilayah 3 ISMKI yang pembuatannya dilakukan oleh pengurus kastrat wilayah dibuat dengan tujuan membantu menyelesaikan permasalahan ini.

            Telah diketahui  juga bahwa beberapa institusi telah memiliki kastrat yang matang yang gaungnya bahkan terdengar hingga ke tataran nasional. Akan tetapi bukanlah hanya mereka saja ujung tombak kita, melainkan juga harus disadari secara sepenuhnya bahwa ujung tombak kastrat ISMKI adalah keseluruhan kastrat per institusi dan bukan hanya beberapa yang sudah baik saja. Oleh sebab itulah SOP ini lahir dengan harapan setiap bagian dari tombak ini dapat kami pertajam agar menghasilkan suatu arah pergerakan yang jelas, terfokus, terkoordinir dan terintegrasi dengan baik.

            Pada dasarnya, SOP ini adalah bersifat tidak mengikat sehingga institusi diperbolehkan mengambil baik keseluruhan maupun hanya sebagian dari isi SOP ini untuk dapat dipergunakan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing. SOP ini pun dibuat dengan memperhatikan average yang bisa dicapai oleh setiap institusi yang diharapkan, kedepannya perbaikan terhadap isi SOP ini terus dapat dilakukan tanpa melupakan kemungkinan pengaplikasiannya bagi setiap isntitusi yang ada.

            Karena kastrat itu ibarat angin segar yang menggugurkan daun-daun tua bukan karena membencinya, tapi karena itulah saatnya gugur.Demi mengusung momentum daun muda untuk tumbuh agar tujuan yang lebih penting, mempertahankan kehidupan si pohon dapat terlaksana.

Hidup mahasiswa Indonesia!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku - H. Agus Salim

Resensi Buku Judul                     : Agus Salim - Diplomat Jenaka Penopang Republik Penulis                 : Tim Tempo Penerbit              : Tempo KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) Lebar                     : 16x23cm Jumlah hal.         : +178 halaman                 Buku ini adalah salah satu dari sekian seri buku Tempo Bapak bangsa yang diterbitkan dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini oleh pihak Tempo. Buku ini diharapkan dapat membangkitkan kembali rasa kecintaan kaum muda kepada para bapak bangsa yang belakangan sudah mulai surut, padahal kecintaan terhadap pendiri bangsa inilah salah satu pondasi untuk membangkitkan cinta kepada rakyat dan negeri kita tercinta, Indonesia.                 Agus Salim, yang lahir dan besar di Koto Gadang, Agam, Padang adalah salah satu pemain inti dalam perjuangan mendapatkan dan mempertahakan kemerdekaan Indonesia. Dalam buku ini dikisahkan mengenai Agus Salim dan peranannya sejak awal dalam perumusan pancasi

Festival Durian Hutumuri

“Satu biji durian itu 57 kalori loh” ujar seorang teman mengingatkan via DM Instagram beberapa hari sebelum saya menghabiskan sekitar 1500 kalori king of fruit ini di Hutumuri. Siang itu jumat 6 April, saya sedang iseng jalan-jalan sendirian ke daerah Waiheru-Passo dan ga sengaja ngeliat banner bertuliskan “Festival Durian Hutumuri, 7 April 2018” Hah? Festival apa? Sebagai manusia yang lemah terhadap durian, teman-teman internship di grup Whatsapp saya kabari dengan segara dan kami lalu bersepakat, nanti setelah maghrib saya akan ngecek tiketnya dulu ke Ambon City Center lalu tandjap kita besok harinya. Ternyata begitu sampai di ACC, jreng. Loket tiketnya udah tutup. Apa-apan??! Hahaha tapi hidup mewajibkan untuk tidak mudah berputus asa punya kenalan (thanks Ninikski) dan akhirnya dapat info kalau masih boleh beli tiket on the spot . Paginya formasi yang awalnya akan berangkat berempat jadi tinggal bertiga wanita karena ada yang harus jaga IGD pagi, okelah tentu yang

Setelah koas - Sepenggal 15210

Tuhan selalu memberikan jawabannya dengan cara yang terbaik : Masih keinget banget rasanya deg-degan sebelum pengumuman grup koas, men katanya grup koas ini jauh lebih menentukan dibanding urutan stasemu atau apapun karna kamu bakalan ngehabisin ratusan harimu bareng orang-orang itu aja dan sekalinya kamu dapat yang ga klop : Welcome to the T-rex jungle. Koas berasa ada di tengah hutan yang ga bisa di waze/google map, ga ada makanan, ga ada wifi dan ada T-rexnya : Jadi se-ga banget itu. Saat hari-H tau temen-temen grup koas yang kepikiran langsung "Oh oke ga ada yang ga banget sih. Beberapa ga kenal tapi kayaknya lumayan aja" 12 belas orang yang keliatannya normal dan baik-baik saja ini. Waktu itu belum ngerti kalo mereka  cuma keliatannya  demikian. Your "Dek Koas" for the next 21 months, yeay! Foto diatas diambil setelah pembekalan hari terakhir di RSUP Sardjito a.k.a masih jaim dan belum terpapar kehidupan koas yang....ugh. Gitulah.