Kesehatan ibu dan
anak selalu menjadi isu hangat dan perhatian bagi pemerintah di seluruh dunia,
bahkan dunia menjadikannya salah satu target dalam Milenium Development Goals
(MDGs 2000). Betapa tidak, masa depan suatu bangsa sangat ditentukan oleh generasi
mudanya, termasuk yang berperan didalamnya yakni aspek kesehatan. Di Indonesia
sendiri masalah kesehatan Ibu dan Anak masih belum teratasi secara tuntas oleh
pemerintah, Indonesia sendiri masih merupakan negara dengan angka kematian ibu
dan anak tertinggi di ASEAN. Dalam beberapa tahun ini data statistik
menunjukkan terjadi penurunan jumlah kematian ibu dan anak di Indonesia. Akan
tetapi hal ini tidaklah seberapa apabila kita bandingkan dengan negara - negara
tetangga yang angka kematian ibu dan anaknya sudah jauh dibawah kita.
Hal ini sayangnya berubah secara
tidak terduga setelah laporan kenaikan tingkat kematian ibu yang terjadi hanya
ketika pencapaian MDG's sudah didepan mata. Kesehatan Ibu dan anak semata bukan
merupakan pencapaian MDGs, ini juga tetang membangun bangsa. Memenuhi hak hidup
rakyat dan aksesibilitas mereka terhadap pelayanan kesehatan.
Semenjak kelahirannya,
bayi memiliki masa-masa penting yang juga berpengaruh terhadap kesehatannya
secara signifikan yakni dalam 5 tahun pertama kehidupan, terutama ada pada 24
jam pertama setelah kelahiran. Dari data yang terhimpun, diketahui bahwa Sekitar dua per tiga dari jumlah
kematian balita di Indonesia sebenarnya dapat dicegah dengan imunisasi. Imunisasi di Indonesia sendiri sebenarnya merupakan program yang sudah
cukup lama dicanangkan dan dilaksanakan oleh pemerintah kita, akan tetapi pada
kenyataannya program ini belum dapat dikatakan berhasil karena berbagai alasan
salah satunya adalah kurangnya pemahaman masyarakat mengenai kepentingan imunisasi.
Keterbatasan
dalam distribusi baik barang (vaksin, dkk) maupun jasa (tenaga kesehatan yang
kompeten) juga turut menyumbang belum berhasilnya program wajib imunisasi
nasional ini.
Selain karena belum maksimalnya
program imunisasi, keterbatasan masyarakat dalam mengakses pelayanan kesehatan
juga menjadi penyumbang signifikan terhadap masih tingginya angka kematian
balita di negara ini. Terdapat perbedaan jumlah kematian ibu dan anak antara
daerah - daerah di bagian barat dan timur Indonesia. Wilayah timur seperti
Maluku, Nusa Tenggara dan Papua masih terancam oleh tingginya angka kematian
ibu dan anak yang berada diatas rata-rata nasional.
Pemerintah tentu saja terus berupaya
untuk meningkatkan ketersediaan fasilitas kesehatan termasuk akses untuk
mendukung terlaksananya program wajib imunisasi nasional di berbagai wilayah di
pelosok tanah air dan upaya pemerintah untuk meratakan fasilitas kesehatan
terutama bagi wilayah terpencil di timur Indonesia ini sangat penting dan layak untuk diapreasiasi.
Akan tetapi poin edukasi bagi masyarakat setempat mengenai kesadaran kesehatan
terutama berkaitan dengan ibu dan anak tentu tidak boleh dikesampingkan
mengingat hal ini juga turut andil apabila kita ingin bersungguh-sungguh
meningkatkan kesehatan ibu dan anak di Indonesia. Edukasi ini tentu saja, tidak
terlepas dari bagaimana pengetahuan seorang tenaga kesehatan terlebih seorang
dokter dalam memahami masalah KIA ini dan menyampaikannya dalam bahasa yang
paling sederhana yang dapat dipahami oleh klien dan keluarga.
Membentuk tenaga kesehatan seperti
diatas tentu tidaklah melalui proses mudah dengan hanya duduk di kelas dan
mengikuti sejumlah mata kuliah akan tetapi juga dengan terus mengembangkan diri
dan turun tangan untuk mengabdi kepada masyarakat, berinteraksi langsung dengan
mereka sejak dini, sebelum akhirnya akan mengahadapi mereka langsung di dunia
kerja nantinya. Karena kita selalu percaya, pasien adalah guru terbaik kita.
Komentar
Posting Komentar