Langsung ke konten utama

Hari Anak Nasional – Mari bermain, belajar dan tumbuh bersama Indonesia!



“Setiap dari kita adalah anak kecil yang tumbuh, bukankah begitu?”  

Perkataan diatas sempat membuat penulis berpikir ulang, menggali memori dan menyadari bahwa pada dasarnya kita memang adalah anak-anak kecil yang dengan dorongan waktu dan keadaan tumbuh dan berkembang menjadi orang dewasa. Beberapa  dari kita mungkin bahkan mencoba menyangkali kenyataan bahwa masa kecil kita yang berbahagia (tidak ada jadwal kuliah sampai jam 5 sore, tidak ada deadline ini-itu, tanpa pacar yang sukanya overprotektif – to be precise, an almost 0 social pressure condition) akan segera berakhir, memasuki tahun-tahun atas perkuliahan dengan segala cerita yang ia tawarkan. Tetapi masa bahagia yang kita miliki iitu, pernahkah kita terpikir apakah hal yang sama masih dirasakan anak-anak sekarang?

Mungkin masih banyak dari kita yang dapat mengingat jelas, sepeda pertama kita, lagu dan buku dongeng favorit, ice cream kesukaan, boneka atau mobil Tamiya kesayangan, teman-teman masa di taman kanak-kanak dan semua hal lain yang menyenangkan itu, tapi pernahkah kita terpikir tentang keberuntungan anak-anak masa kini yang  mungkin tidak sebahagia kita? Perayaan hari anak nasional jatuh pada tanggal 23 Juli sesuai dengan keputusan presiden No. 44 th.1984 diadakan dengan tujuan untuk mengingatkan kita, para orang dewasa untuk selalu menghormati hak-hak yang seharusnya didapatkan seorang anak dimasa kanak-kanaknya.

Belakangan jika kita memperhatikan, ada banyak hak anak yang dilanggar, dengan begitu banyak kasus yang menimpa anak mulai dari kasus malboro boys, kasus pelecehan seksual terhadap anak, trafficking, hingga kasus kekerasan fisik baik yang diderita akibat maupun dilakukan oleh anak. Padahal dalam UU No.23 tahun 2002 tentang perlindungan anak negara telah menyatakan janjinya untuk melakukan upaya perlindungan dan mewujudkan kesejahteraan anak dengan memberikan jaminan terhadap pemenuhan hak-haknya dan perlakuan tanpa diskriminasi, memberikan kesempatan yang sama pada setiap anak Indonesia dimana saja, untuk menggapai cita-citanya.

Anak sebagaimana sejak ia masih berupa hasil pembuahan telah memiliki hak untuk hidup yang sama seperti kita semua sehingga setiap dari mereka berhak mendapatkan perlakuan yang tidak dibeda-bedakan. Setiap anak Indonesia sesuai dengan Undang-undang diatas haruslah mendapatkan apa yang telah menjadi hak mereka, merasakan awal masa kehidupan mereka dengan bahagia dan menyenangkan, menikmati masa kanak-kanak dengan mendapatkan asupan nutrisi yang cukup, akses air bersih, tempat tinggal yang layak, istirahat yang cukup dan semua yang menunjang pertumbuhan optimalnya. Adapun kesehatan yang baik ini telah menjadi haknya sejak didalam kandungan, berhak pula ia mendapatkan ASI dan imunisasi lengkap agar masa keemasan pertumbuhannya berjalan sempurna.

Anak adalah seorang pribadi yang utuh yang bukanlah milik siapapun termasuk orang tuanya, oleh sebab itu ia harus diberikan kebebasan untuk bermain dan dididik serta dibina dengan cara yang menyenangkan yang membuatnya jatuh cinta terhadap pendidikan itu sendiri. Menikmati masa kanak-kanak dengan mendapatkan waktu bermain, kesempatan mengenyam pendidikan hingga setinggi-tingginya, mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tua maupun lingkungannya dan terbebas dari ketakutan. Pemenuhan hak-hak anak ini  untuk mendapatkan setiap kebutuhannya tentulah bukan hal yang akan mudah direalisasikan, maka setiap orang di negara ini, tanpa terkecuali harus mulai berpartisipasi dalam proses panjang pemenuhan dan pelindungan hak-hak ini agar mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal menjadi anak Indonesia yang sehat, berpendidikan tinggi, pintar, dan berkelakuan baik karena memperhatikan mereka berarti kita sedang berinvestasi atas masa depan bangsa ini.  



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku - H. Agus Salim

Resensi Buku Judul                     : Agus Salim - Diplomat Jenaka Penopang Republik Penulis                 : Tim Tempo Penerbit              : Tempo KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) Lebar                     : 16x23cm Jumlah hal.         : +178 halaman                 Buku ini adalah salah satu dari sekian seri buku Tempo Bapak bangsa yang diterbitkan dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini oleh pihak Tempo. Buku ini diharapkan dapat membangkitkan kembali rasa kecintaan kaum muda kepada para bapak ban...

The six months update (kind of)

Hi there,  It’s your R1-going-on-R2 here. HAHAHA. Dang.  I was looking at my phone wallpaper today, of Janik Sinner smiling from ear to ear, lifting the Australian Open trophy. The joy in his face was so pure, the excitement like he never imagined he would win a Grand Slam. Before it hit me, it was only six months ago. Yet, January and the beginning of this journey seem very distant. It feels like I have been here for at least a year and a half, yet the novelty and adapting keep happening. So, when the newest batch was getting welcomed, I couldn't help but think to myself, 'Really? That fast?' You see, the residency system relies on the continuity of knowledge passed through independent study, bedside teaching with attendings, and from senior residents to us, the juniors. But in all honesty, though the last six months have been packed for me (and except for the wittiness, the athletics, and the know-how), I am not sure I have enough clinical knowledge to pass on to these 1...

Setelah koas - Sepenggal 15210

Tuhan selalu memberikan jawabannya dengan cara yang terbaik : Masih keinget banget rasanya deg-degan sebelum pengumuman grup koas, men katanya grup koas ini jauh lebih menentukan dibanding urutan stasemu atau apapun karna kamu bakalan ngehabisin ratusan harimu bareng orang-orang itu aja dan sekalinya kamu dapat yang ga klop : Welcome to the T-rex jungle. Koas berasa ada di tengah hutan yang ga bisa di waze/google map, ga ada makanan, ga ada wifi dan ada T-rexnya : Jadi se-ga banget itu. Saat hari-H tau temen-temen grup koas yang kepikiran langsung "Oh oke ga ada yang ga banget sih. Beberapa ga kenal tapi kayaknya lumayan aja" 12 belas orang yang keliatannya normal dan baik-baik saja ini. Waktu itu belum ngerti kalo mereka  cuma keliatannya  demikian. Your "Dek Koas" for the next 21 months, yeay! Foto diatas diambil setelah pembekalan hari terakhir di RSUP Sardjito a.k.a masih jaim dan belum terpapar kehidupan koas yang....ugh. Gitulah....