Langsung ke konten utama

Beasiswa AAS Intake 2020 - Proses Seleksi Administrasi dan IELTS


Ternyata mengurus kegiatan sehari-hari dan persiapan sekolah lagi bisa buat lupa nulis.

Hai!

Bagian kedua, proses seleksi: Jadi, AAS berfokus pada pembangunan Sumber Daya Manusia, (SDM) dan setiap tahunnya ada beberapa tema yang dijadikan fokus AAS dalam memilih awardee (penerima beasiswa). Nah! Kebetulan karena seleksi sudah di depan mata langsung untuk proses seleksinya ya!


Pict from: website AAS Indonesia


1.     Administrasi
Sama seperti beasiswa kebanyakan, beasiswa AAS melakukan seleksi administrasi sebagai tahap awal. Proses ini dilakukan secara daring/online. Pembukaannya sendiri mulai bulan Februari dan ditutup bulan April, lumayan dua bulan jadi bisa buat bertapa dulu di gua 40 hari+20 hari ngisi kelengkapan administrasi.

Secara garis besar kelengkapan awal ini ada dua, identitas dan esai. Identitas cukup standar misalnya KTP/Paspor, transkrip nilai dan ijazah dan IELTS/TOEFL. Untuk IELTS/TOEFL tidak ada ketentuannya harus mencapai angka tertentu karena awardee akan dibantu lewat program pengayaan Bahasa, tapi sepertinya bisa menjadi suatu nilai tambahan jika nilai Bahasa inggrisnya sudah cukup. 

Berikutnya yakni esai. Esainya tentang kenapa kita mau ngelanjutin kuliah S2 (kenapa milih jurusan dan universitas tertentu) dan mau ngapain dengan ilmu yang didapat. Ditulis dalam Bahasa Inggris dengan batasan kata. Dalam penulisan esai sendiri ada tuntunan berupa pertanyaan yang harus dijawab.  

Website AAS sendiri cukup jelas dan mudah digunakan. Salah satu yang perlu dicantumkan saat mendaftarkan diri secara online adalah jurusan dan universitas yang ingin dituju. Bedanya dengan beasiswa lain, AAS memperbolehkan untuk mengganti preferensi pilihan universitas dan bahkan jurusan hingga tahap pemilihan akhir jurusan saat Pre-Departure Training (PDT) nanti selama penggantian bisa didukung dengan alasan yang kuat.

Pict from: website AAS Indonesia

Hal yang sempat bikin berkali-kali baca ulang persyaratan administrasi adalah berbeda dengan beasiswa lain, AAS tidak mewajibkan untuk mencantumkan Letter of Acceptance (LoA) dari universitas yang dituju. Bagi yang sudah punya LoA, good for you! Tapi yang belum seperti saya, proses mendapatkan LoA akan oleh pihak AAS untuk aplikasinya. Haahh senang :”)

Saya sendiri saat itu mendaftarkan diri secara online dan mencantumkan The University of Melbourne a.k.a Unimelb sebagai tujuan saya dengan jurusan Master of Public Health. Pilihan ini saya ambil setelah mencari-cari informasi lewat website universitas di Australia dan membandingkan pilihan mata kuliahnya. Akhirnya jatuh hati dengan salah satu mata kuliah yang secara spesifik diajarkan di Unimelb dan karena secara keseluruhan Unimelb menekankan pada fondasi dari public health.

Kira-kira tiga hari sebelum deadline, formulir pendaftaran pun saya submit. Menunggu beberapa bulan untuk pengumuman seleksi. Pun beberapa tips umum untuk proses seleksi administrasi:

·      Cari tau masing-masing universitas dan jurusan, apa aja yang jadi kelebihan dan kekurangan dari masing-masing.
·      Ketahui benar kenapa mau ngelanjutin S2 apakah ada masalah spesifik yang mau diselesaiin tapi kemampuan belum mumpuni? Atau ada jenjang karir (dosen misalnya) yang mengharuskan untuk memperoleh ijazah S2? Atau untuk merebut hati mertua? *lah
·      Meskipun terdengar cliché, persiapkan kelengkapan dokumen. Buat checklist jika perlu. Pun untuk submit, lebih baik untuk tidak submit di tanggal deadline karena kadang internet dan server website Sukanya ga kompak. Next!

2.     Tes IELTS


Pict from: IELTS.org

Sebenarnya wawancara dan tes IELTS ini berbarengan (atau setidaknya mepet satu sama lain). Tahun lalu, kebetulan saya terjadwal tes IELTS sehari sebelum wawancara. Disatu sisi jadwal ini punya kelebihan misal izin kerja bisa lebih pendek pun biaya hidup di kota wawancara, tapi ada juga kelemahan yaitu…ga fokus karena mau wawancara aja bawaannya.

Gimana kalo udah punya hasil IELTS yang masih berlaku? Tetap harus dites ulang dan hasil akhir yang diambil adalah hasil tes yang diselenggarakan oleh AAS. Tes ini gratis! Yeay! IELTS sendiri menurut saya tantangan terbesarnya ada di writing, dan behubung IELTS untuk beasiswa AAS adalah academic IELTS tingkat kesulitannya tentunya diatas general IELTS. Tes dimulai dengan listening, reading dan writing lalu dilanjutkan dengan speaking (tentu dengan native speaker).

Nah, bisakah belajar IELTS tanpa les khusus? Tentu bisa, mengutip salah satu iklan di tahun 2000an “Kan ada internet!”. Buat sebagian orang ide untuk belajar Bahasa Inggris terdengar ngeri-ngeri sedap dan mahal pastinya. Disinilah internet yang merupakan sebagai sumber pelbagai informasi bisa dimanfaatkan termasuk diantaranya untuk belajar Bahasa inggris gratisan. Belajar Bahasa inggris dengan memanfaatkan internet sendiri punya beberapa kelebihan yang cocok bagi saya antara lain murah, (baca: sobat-misqueen friendly) bisa dimana saja dan kapan saja (karena seringnya kesulitan semisal harus menjadwalkan waktu beberapa jam tiap harinya untuk les) biarpun memang belajarnya akan butuh komitmen.
Beberapa tips umum untuk belajar IELTS antara lain:

·      Listening/mendengar: saya biasanya random mendengarkan podcasts atau berita di BBC, pun daftar podcasts berbahasa Inggris yang menurut saya menarik dan mudah didengarkan salah satunya ini.
·      Reading/membaca: biasakan baca koran. The Jakarta Post, Guardian, The Conversation, ABC news, The economist, dsb. Biasanya situs-situs ini bisa diakses secara cuma-Cuma atau memberikan Batasan beberapa artikel yang bisa dibaca secara gratis.
·      Speaking/berbicara: sewaktu berlatih mendengar, saya juga terkadang mengikuti mimik dan cara bicara orang yang saya dengarkan dan berlatih ngomong sendiri menggunakan template tanya jawab ini.
·      Writing/menulis: Ada tiga tips, pertama pelajari dulu prinsip2 menulis untuk IELTS bisa disini lalu latihan dengan contoh yang ada disini. Writing IELTS menggunakan sistem Batasan kata, untuk bagian 1 ada 150 kata dan bagian kedua 250 kata. Menghitung kata bisa memakan waktu, tapi kalau tidak menghitung kata gimana kalo kelebihan atau kekurangan jumlah katanya? Latihan dengan template kertas ujian! Bisa didownload dan diprint untuk melihat kira-kira seberapa banyak ruang yang dibutuhkan untuk menulis 250 kata dengan ukuran tulisan tangan kita, jadi saat ujian bisa mengandalkan perkiraan dan dihitung ulang saat akhir penulisan. Cukup membantu!
·      Yang terakhir, sebenarnya ada jeda sekitar 2 minggu sejak pengumuman lulus berkas yang bisa digunakan untuk intensif latihan IELTS. Biarpun buat saya pribadi ini sulit karena waktu itu masih bekerja di rumah sakit dan baru mempersiapkan IELTS H-2 tes HAHAHA mohon jangan ditiru.

3.     Wawancara, pengumuman dan Pre-Departure Training
Karena ini akan panjang, diceritakan di postingan berikutnya (baca: Mau pergi, ga bisa nulis lebih banyak hahaha). Anyway, yang paling penting dari semua tips adalah: Daftar dulu aja! Daftar tahun ini, biarpun rencana sekolahnya masih 2-3 tahun lagi, keterima atau ga, pengalamannya akan berguna untuk kedepannya.

Pamit sebentar! Ciao!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku - H. Agus Salim

Resensi Buku Judul                     : Agus Salim - Diplomat Jenaka Penopang Republik Penulis                 : Tim Tempo Penerbit              : Tempo KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) Lebar                     : 16x23cm Jumlah hal.         : +178 halaman                 Buku ini adalah salah satu dari sekian seri buku Tempo Bapak bangsa yang diterbitkan dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini oleh pihak Tempo. Buku ini diharapkan dapat membangkitkan kembali rasa kecintaan kaum muda kepada para bapak bangsa yang belakangan sudah mulai surut, padahal kecintaan terhadap pendiri bangsa inilah salah satu pondasi untuk membangkitkan cinta kepada rakyat dan negeri kita tercinta, Indonesia.                 Agus Salim, yang lahir dan besar di Koto Gadang, Agam, Padang adalah salah satu pemain inti dalam perjuangan mendapatkan dan mempertahakan kemerdekaan Indonesia. Dalam buku ini dikisahkan mengenai Agus Salim dan peranannya sejak awal dalam perumusan pancasi

Festival Durian Hutumuri

“Satu biji durian itu 57 kalori loh” ujar seorang teman mengingatkan via DM Instagram beberapa hari sebelum saya menghabiskan sekitar 1500 kalori king of fruit ini di Hutumuri. Siang itu jumat 6 April, saya sedang iseng jalan-jalan sendirian ke daerah Waiheru-Passo dan ga sengaja ngeliat banner bertuliskan “Festival Durian Hutumuri, 7 April 2018” Hah? Festival apa? Sebagai manusia yang lemah terhadap durian, teman-teman internship di grup Whatsapp saya kabari dengan segara dan kami lalu bersepakat, nanti setelah maghrib saya akan ngecek tiketnya dulu ke Ambon City Center lalu tandjap kita besok harinya. Ternyata begitu sampai di ACC, jreng. Loket tiketnya udah tutup. Apa-apan??! Hahaha tapi hidup mewajibkan untuk tidak mudah berputus asa punya kenalan (thanks Ninikski) dan akhirnya dapat info kalau masih boleh beli tiket on the spot . Paginya formasi yang awalnya akan berangkat berempat jadi tinggal bertiga wanita karena ada yang harus jaga IGD pagi, okelah tentu yang

Setelah koas - Sepenggal 15210

Tuhan selalu memberikan jawabannya dengan cara yang terbaik : Masih keinget banget rasanya deg-degan sebelum pengumuman grup koas, men katanya grup koas ini jauh lebih menentukan dibanding urutan stasemu atau apapun karna kamu bakalan ngehabisin ratusan harimu bareng orang-orang itu aja dan sekalinya kamu dapat yang ga klop : Welcome to the T-rex jungle. Koas berasa ada di tengah hutan yang ga bisa di waze/google map, ga ada makanan, ga ada wifi dan ada T-rexnya : Jadi se-ga banget itu. Saat hari-H tau temen-temen grup koas yang kepikiran langsung "Oh oke ga ada yang ga banget sih. Beberapa ga kenal tapi kayaknya lumayan aja" 12 belas orang yang keliatannya normal dan baik-baik saja ini. Waktu itu belum ngerti kalo mereka  cuma keliatannya  demikian. Your "Dek Koas" for the next 21 months, yeay! Foto diatas diambil setelah pembekalan hari terakhir di RSUP Sardjito a.k.a masih jaim dan belum terpapar kehidupan koas yang....ugh. Gitulah.