Langsung ke konten utama

#PD2011Menikah

Halo, 2018!

Selamat tahun baru bagi yang merayakan! Dan tidak selamat tahun baru bagi yang tidak merayakan!

Woah, seriusan rasanya baru tiga bulan yang lalu ngepost soal pre-UKMPPD dan segala persiapannya lalu tiba-tiba udah 2018 aja? 2017 adalah pertama kalinya kerja dan menggunakan gaji untuk menopang diri sendiri HAHAHA. Banyak juga hal-hal baik yang terjadi selama 2017 terutama beberapa bulan belakangan yang amat disyukuri, semoga tahun ini kita bisa berbuat lebih banyak kebaikan lagi!

Anw, dikarenakan saya anaknya penuh analisis kurang kerjaan maka izinkan saya untuk menuliskan teori-teori tentang banyaknya teman sejawat yang menikah tahun 2017 karena rasa-rasanya krusial perlu untuk menuliskan salah satu highlight kegiatan tahun lalu : menghadiri kondangan teman seangkatan hahaha.

Kapan menikah sebenarnya adalah becandaan yang khas bagi anak kedokteran dikarenakan masa sekolah kami yang panjang dan ga habis-habis. 

Sumber : 9gag


All too familiar, eh? Anyway, let's get started!

Memulai kehidupan sebagai orang dewasa

Rata-rata teman sejawat saya lulus di usia 24 tahun dan alasan utama dari semacam gerakan #PD2011menikah ini rasanya memang sesimpel sudah menemukan orang yang tepat dan tiba pada saat yang tepat untuk memulai hidup berkeluarga dan memikul tanggung jawab atas dan terhadap pasangannya. Menyempurnakan agama, kalau menurut teman saya. Terkecuali bagian dimana lagu “Akad” diputar terus-menerus disetiap acara nikahan, marriage sounds like a good idea indeed.


Sekolah selesai! (Sementara)

Diantara sekian banyak teman yang memutuskan untuk menikah sebagian diantaranya menyatakan rencana mereka menikah memang setelah sekolah selesai. Tanggung jawab yang dirasakan terhadap orang tua yang menyekolahkan untuk bisa menjalankan semuanya hingga selesai sebelum akhirnya menikah. Selain itu beban finansial terhadap keluarga baru yang mulai dipikul sendiri pun bagi sebagian lebih rasional dibandingkan menikah dan membebankan lagi pada orang tua. My wise friends that I am so proud of :") Biarpun alasan menunggu sekolah selesai sebenarnya invalid mengingat...well, you know med school never ends.

Sumber : pinterest


Menjaga ikatan

For those who has no idea about itu, jadi begitu kami para dokter ini menyelesaikan pendidikan (minimal) 6 tahun lulus bukan berarti kami bisa langsung berpraktik sebagai dokter umum. Ada internsip selama satu tahun yang WAJIB dijalani sebelumnya dan internsip ini dijalankan di rumah sakit yang disediakan pemerintah sedang penempatannya sendiri bersifat pemilihan a.k.a rebutan a.k.a hunger games. Yap. Jadi dengan adanya internsip ini banyak pasangan yang berpotensi terpisah secara geografis. Untuk sebagian orang LDR bukan termasuk pilihan dan untungnya (atau tidak untungnya) dispensasi wahana internsip hanya berlaku jika kamu ingin satu daerah bersama pasangan kamu yang sah secara hukum negara. Sounds nice, eh Jombs? Percaya atau ga cukup banyak ternyata pasangan yang bertemu atau berpisah dikarenakan iship ini and for those two humans that find home in each other, separating is not really an option so it's totally a better idea to knot the tie and start the journey together. Ah, human. (Certainly I am positioning myself as some kind of plant here)


Post isolation-bubble life

Is it just me? Tapi hidup di FK rasanya kayak hidup dalam semacam "isolation bubble" maka ketika tiba saatnya keluar : JRENG! Itu gimana temen saya udah punya dua anak? Itu gimana temen saya udah dua kali nikah? Banyak hal terjadi, linimasa sosial media dipenuhi foto dengan 4 tema utama : nikahan, lamaran, bayi dan makanan. Saat akhirnya harus menyesuaikan dan sepenuhnya berbaur dengan teman-teman a.k.a ikut reunian sebagian dari kami akhirnya harus ketawa-ketawa canggung menjawab pertanyaan “Kapan nikah” this social pressure, believe it or not have an impact on ourselves (not to count how social media made it big). Nothing is wrong with that anyway, since we are actually a social creature.

One too true diagrams. Sumber : Pinterest




Anyway, that's how I will proposed about the theories (Gosh! why did I even write this bhahaha) and 2017 is definitely only a beginning. List of friends whose getting married this year is long already and although I may not be able to attend many of them (since internsip for me start this year and I plan to do it far from Jogja/Jakarta) I do look forward to see so many happy faces together, embracing their future as husband and wife. In the meantime, kamu nikah kapan? *Flips table*

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku - H. Agus Salim

Resensi Buku Judul                     : Agus Salim - Diplomat Jenaka Penopang Republik Penulis                 : Tim Tempo Penerbit              : Tempo KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) Lebar                     : 16x23cm Jumlah hal.         : +178 halaman                 Buku ini adalah salah satu dari sekian seri buku Tempo Bapak bangsa yang diterbitkan dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini oleh pihak Tempo. Buku ini diharapkan dapat membangkitkan kembali rasa kecintaan kaum muda kepada para bapak ban...

The six months update (kind of)

Hi there,  It’s your R1-going-on-R2 here. HAHAHA. Dang.  I was looking at my phone wallpaper today, of Janik Sinner smiling from ear to ear, lifting the Australian Open trophy. The joy in his face was so pure, the excitement like he never imagined he would win a Grand Slam. Before it hit me, it was only six months ago. Yet, January and the beginning of this journey seem very distant. It feels like I have been here for at least a year and a half, yet the novelty and adapting keep happening. So, when the newest batch was getting welcomed, I couldn't help but think to myself, 'Really? That fast?' You see, the residency system relies on the continuity of knowledge passed through independent study, bedside teaching with attendings, and from senior residents to us, the juniors. But in all honesty, though the last six months have been packed for me (and except for the wittiness, the athletics, and the know-how), I am not sure I have enough clinical knowledge to pass on to these 1...

Setelah koas - Sepenggal 15210

Tuhan selalu memberikan jawabannya dengan cara yang terbaik : Masih keinget banget rasanya deg-degan sebelum pengumuman grup koas, men katanya grup koas ini jauh lebih menentukan dibanding urutan stasemu atau apapun karna kamu bakalan ngehabisin ratusan harimu bareng orang-orang itu aja dan sekalinya kamu dapat yang ga klop : Welcome to the T-rex jungle. Koas berasa ada di tengah hutan yang ga bisa di waze/google map, ga ada makanan, ga ada wifi dan ada T-rexnya : Jadi se-ga banget itu. Saat hari-H tau temen-temen grup koas yang kepikiran langsung "Oh oke ga ada yang ga banget sih. Beberapa ga kenal tapi kayaknya lumayan aja" 12 belas orang yang keliatannya normal dan baik-baik saja ini. Waktu itu belum ngerti kalo mereka  cuma keliatannya  demikian. Your "Dek Koas" for the next 21 months, yeay! Foto diatas diambil setelah pembekalan hari terakhir di RSUP Sardjito a.k.a masih jaim dan belum terpapar kehidupan koas yang....ugh. Gitulah....