Mendefinisikan bahagia itu bisa banyak,
meskipun dibandingkan mendefinisikan menikmati dan membagikan bahagia itu jauh
lebih penting adanya.
Kita dianugerahi banyak bentuk kebahagiaan oleh Allah, dalam bentuk berbagai rezeki : Keluarga, ilmu, waktu, akses internet (Ha.Ha.) sebagai juga ujian diwaktu yang sama, akan kita apakan bahagia ini? Jadikan diri semakin bersyukurkah? Simpan sendiri?
Lalu lihat, ada begitu banyak hal kecil
sehari-hari yang sebenarnya membahagiakan ; Anak-anak bermain layangan, bapak
yang menemani anaknya makan, kakek-kakek yang senyum-nyapa sepulang shalat, ada
banyak. Dengan berbagai dimensi kebahagiaan yang ada, rasa-rasanya berlebihan kalau kita pundung mendung "hanya" karena beberapa hal tak berjalan semestinya.
Tapi bahwa kebahagiaan sendiri sejatinya tak
perlu diumbar jika tak selalu bisa kita bagikan. Bahagialah
sebahagia-bahagianya, semoga ia menjadi dasar kesyukuran kita tanpa henti
kepada-Nya, pengingat dihari lelah, sibuk atau hanya lalai.
Dan tingkat kebahagiaan terbaik adalah ketika
kita bahagia, kita tak lagi iri melihat kebahagiaan orang lain. Karena tujuan
kita sama kan pada akhirnya? Ridho Allah, Surga Allah.
Konon bahagia itu seringnya terwakilkan oleh senyum, senyum tulus bahagia yang berbeda dengan senyum yang lainnya. Jadi senyummu hari ini yang seperti apa? Sudah bersyukur dan
berbahagiakah hari ini?
Little things that make happiness revolves around the days |
(Postingan impulsive saat sebenarnya berniat
menulis soal Health-Inequality, but hey happiness doesn’t need to wait
riigghhhtt??)
Komentar
Posting Komentar