Di Iasi, ketika hujan siang itu |
Apa yang
lebih romantis dibandingkan menikmati hujan dikala siang yang remang dengan
secangkir kopi hangat, membaca puisi diselingi Gravity yang dialunkan John Mayer perlahan?
Adalah menghabiskan waktu denganmu sayang, menatap raut wajah serius itu
dari seberang meja. Diantara buku-buku yang tahu, dan dinding-dinding
perpustakaan yang telah sejak lama mencoba membisikkan
kerinduanku kepadamu.
Aku
melihatmu dari sudut mataku, saat mungkin yang terlihat dimata orang lain
seperti aku sedang sangat sibuk memandangi tulisan - tulisan mengenai efek cisplatin sebagai obat kemoterapi bahan
ujian minggu depan ini. Tidak. Kamu tahu berapa dosis cisplantin yang harus kuberikan setiap siklus pengobatan ini tidak
akan pernah bisa lebih menarik dan membuatku bertanya – tanya dibanding tentang apa yang ada dalam pikiranmu. Bertanya tentang apa yang disembunyikan jauh dibawah lebat rambut
hitammu yang baru kamu pangkas minggu lalu. Apa yang
berkecamuk didalam kepalamu yang selalu bisa kamu samarkan dalam teduhnya
wajahmu yang memabukkan itu.
Wajah yang membuatku tak lagi tahu sudah berapa lama waktu berlalu sejak hujan berhenti disiang itu.
Komentar
Posting Komentar