“Dalam
menyayangi hamba-Nya, Allah adalah Maha : Yang diatas segalanya”
Bahkan kasih sayangnya melebihi kasih sayang
ibumu padamu, melebihi diri sendiri kepadamu.
Kasih yang mewujud nyata dalam setiap yang
terjadi dalam hidupmu.
Telah Ia atur segalanya dengan sebaik-baiknya
sehingga tugasmu adalah Ridho dengan ketetapan-Nya sembari melakukan,
menularkan kebaikan yang kau bisa.
Memang lebih mudah mengetikkan Ridho
dibanding melaksanakannya. Tapi bahkan dalam sujud-sujud terakhirmu berusahalah
untuk meminta ampunan semisal hatimu belum lagi bisa tuk menerima karena
begitulah kasih sayang-Nya
Berbentuk ujian dan syukur
Dan Puasa adalah sebaik-baiknya usaha
kembali. Kembali kepada kefitrian di 1 syawal nanti, lalu apa artinya kembali
jika kau masih membiarkan orang lain mencuri pahalamu dengan gibah? Jika
ikhlasmu hanya kau sendiri yang merasakan dalam hati? Belum lagi kau wujudkan
dalan tingkah.
Apa artinya kembalimu kau masih memikirkan
pahala dan surga hanya untuk dirimu saja?
Dan jika sayangnya padamu adalah sebesar itu,
masihkah kau tak mensyukuri nikmatnya? Tak menganggungkan puji pada-Nya? Karena
keagungan-Nya tak tergantung pada pujianmu, namun engkau lah yang butuh untuk
memuji kebesaran-Nya
Tanda kau berakal dan semoga, tak tinggi hati
(Banyumas,
ditemani adzan subuh. Dek koas yang mencoba mengingatkan dirinya sendiri)
Komentar
Posting Komentar