Tau kau laut itu mengingatkanku akan apa?
Tentang senyummu, makna tawamu yang tak berhasil kutebak itu
Sehangat percikan air laut yang menerpa kakiku sore ini
Mesti tak dilaut kita sendiri
Ah. Laut kita yang mana pula?
Tapi kau jelas kukenang
Dan cerita-ceritamu tentang cita dan romantisme pergerakan
Ah. Kan katamu “Torang ini ana Maluku, anana pulau kong tako
aer par apa”
Laut sedekat itu; Laut sejauh itu
Dekat terlihat mata; Jauh pula ia dari “bisa memakmurkan
rakyat”
Kan kau tau laut kita kaya? Kan kau suruh aku agar tak takut
pada gelombangnya?
Lalu sekarang setelah semuanya, untuk apa kita jadi nelayan
saja?
Komentar
Posting Komentar